PONOROGO - Aksi nyata peduli sesama terus dilakukan jajaran Polres Ponorogo melalui penyaluran bantuan nasi bungkus serta sembako dilakukan kepada warga terdampak Banjir di Desa Ngrukem Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo, Sabtu (08/10/2022).
Sedangkan paket sembako dan nasi bungkus itu dibawa dengan kendaraan mobil dinas roda empat Satsamapta dari Polres Ponorogo menuju lokasi banjir. Ada ratusan nasi bungkus dan puluh sembako dibagikan polisi kepada warga terdampak banjir.
Kegiatan penyaluran bantuan dari Kapolres Ponorogo tersebut dipimpin langsung oleh Kasat Samapta Iptu Agus Saiful Bahri bersama Kapolsek Mlarak Iptu Rosid diikuti anggota baik dari Polres dan Polsek Mlarak.
Dalam kesempatan itu, Kapolres Ponorogo AKBP Catur C. Wibowo melalui Kasat Samapta Iptu Agus Saiful Bahri mengatakan bahwa hujan deras yang mengguyur kawasan Ponorogo, Sabtu (08/10/2022) dini hari membuat Desa Ngrukem, Kecamatan Mlarak terendam air. "Banjir dari tadi malam pukul 02.00 WIB dini hari, puncaknya jam 03.00 WIB dini hari, air ada yang masuk rumah sama satu jembatan hanyut, " kata Iptu Agus.
Dia mengatakan ada dua dusun yang terimbas banjir dan totalnya ada 6 RT yang terdampak. "Meski saat ini banjir sudah mulai surut, warga berharap banjir tidak datang lagi, " imbuhnya.
Melihat kondisi tersebut, menggugah aksi peduli terhadap sesama dengan menyalurkan bantuan dari Kapolres Ponorogo kepada warga terdampak Banjir. "Ada ratusan nasi bungkus dan 50 paket sembako dari bapak Kapolres, langsung kita bagikan kepada warga terdampak dilokasi banjir dan semoga bermanfaat bagi mereka, " katanya.
Terpisah, Yatino salah satu warga terdampak banjir mengaku senang setelah menerima bantuan dari Kapolres Ponorogo. "Terima kasih Pak Kapolres, semoga berkah dan barokah dan panjenengan sedoyo terus di pinaringan sehat rejeki lancar, " pungkasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data BPBD Ponorogo banjir ini disebabkan oleh banyaknya sumbatan bambu di sepanjang aliran sungai. Sehingga, menyebabkan air tidak tertampung dan meluap.
Banjir juga terjadi di Desa Brahu setinggi 50 centimeter yang menggenangi jalan poros desa. Sedangkan di Desa Ngrukem, satu jembatan penghubung dua desa terputus. Warga tidak perlu mengungsi hanya harus waspada jika air meninggi. (Muh Nurcholis)